Kamis, 26 Maret 2009

SOSOK KETELADANAN PEMIMPIM IDEAL

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al-Ahzab: 21)


Ayat ini menegaskan kunci keberhasilan Rasulullah SAW menjadi pemimpin dan pendidik umat. Kunci keberhasilan Rasulullah SAW, yang utama adalah kesempurnaan risalahnya. Kedua adalah keteladanan dalam mengamalkan nilai-nilai yang dibawa. Ketiga, berhasil dalam membangun dan mentarbiyah dengan iman kepada Allah dan hari akhir. Keempat, kegamblangan syariat Islam yang dijelaskan melalui Al-Qur’an dan sunnah baik dalam bentuk ucapan maupun yang dilakukan Rasulullah sebagai implementasi dan realisasi nyata dari apa yang beliau perjuangkan.
Qudwah atau keteladanan pada ayat diatas ditekankan pada kesabaran Rasulullah SAW dalam jihad dan menanggung resiko perjuangan. Dalam hal berjihad, Rasulullah SAW memberikan keteladanan dalam ketegaran dan dalam keyakinan yang tinggi terhadap janji Allah SWT. Ketika hendak melakukan sebuah peperangan, para sahabat menemukan batu besar dan mereka tidak mampu memecahkannya. Rasullah langsung turun tangan dan memukul batu tersebut hingga hancur. Setiap kali pukulan terpancar sinar dan beliau bertakbir. Pada saat itu beliau mengatakan, Allah SWT memperlihatkan bahwa umatnya akan menguasai Persia, Romawi, dan Yaman. Tapi setelah itu dating ujian dahsyat, musuh koalisi yang berjumlah 10 ribu dating mengepung, dan dari dalam orang-orang Yahudi berkhianat. Dalam kondisi seperti ini, Rasulullah SAW memberikan teladan nyata dengan menampilkan sikap tenang disertai tadharru’ (merendahkan diri) kepada Allah SWT sehingga dapat menjaga semangat jihad para pengikutnya.
Ratusan hadits menceritakan keteladanan Rasulullah SAW Kalau mau kaya, Rasulullah SAW bisa dengan mudah mendapatkannya. Karena banyak harta rampasan perang yang beliau peroleh, tetapi harta-harta itu tidak digunakan untuk memperkaya diri dan keluarga. Bahkan beliau hibahkan untuk kepentingan umat.


Cara paling efektif menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan adalah dengan keteladanan. Ia paling ampuh dalam memotivasi orang daripada seribu pidato atau kampanye. Karenanya, keteladanan yang baik menjadi instrument dan strategi bagi pemimpin yang baik untuk mengantarkan rakyatnya mewujudkan kesejahteraan. Sebaliknya perilaku yang buruk dari seorang pemimpin akan memiliki andil yang paling besar dalam mengantarkan rakyatnya menuju kehancuran dan penderitaan.


Semua yang dipimpin dipengaruhi kuat oleh pemimpinnya. Jika menginginkan kondisi yang baik, rakyat harus berani dan tegas terhadap pemimpin yang tidak memberikan keteladanan yang baik.


Khalifah Umar Bin Khattab sangat tegas kepada keluarganya dalam hal keteladanan, sehingga ketika akan mengeluarkan aturan baliau sosialisasikan dahulu di lingkungan keluarganya. Beliau mengingatkan keluarganya jikalau ada dari anggota keluarganya yang melanggar aturan, maka beliau akan melipatkan hukumannya menjadi lebih berat. Sebagaimana beliau juga tegas kepada para gubernurnya. Ketika ada pejabat yang memiliki harta yang tidak wajar yang kemungkinan diperoleh dari kekuasaannya, maka akan dihukum dan disita hartanya yang tidak wajar tersebut untuk dikembalikan ke baitulmaal.


Kejujuran dan amanah yang dicontohkan Khalifah Umar Bin Khattab menjadikan rakyat beliau amanah. Ketika ada rampasan perang, seluruh pasukan menyerahkan segala rampasan baik yang besar maupun yang kecil, tidak ada seorangpun yang korupsi. Salah seorang sahabat berkomentar kepada Khalifah Umar; “engkau jujur maka rakyatmu jujur, jika engkau khianat maka mereka akan khianat pula”.


Masalah keteladanan atau qudwah sejatinya membutuhkan amunisi iman kepada Allah dan akherat, cinta surga, dan takut kepada azab api neraka, serta meyakini bahwa dunia tidak berarti apa-apa jika dibandingkan akherat. Dunia hanyalah laksana jarum yang dicelupkan ke dalam lautan, maka setetes air yang menempel di jarum itu layaknya dunia, sedangkan bentangan laut luas adalah akherat.


Alangkah indahnya apabila keteladanan yang diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabat dapat menjadi panduan untuk dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh para pemimpin saat ini. Apabila keteladanan ini dapat diwujudkan, maka penyakit-penyakit kekuasaan, seperti korupsi, manipulasi, nepotisme, pungli, dan lain sebagainya akan terkikis habis dan kesejahteraan serta kemakmuran akan dapat dinikmati oleh seluruh rakyat. Semoga.

Tidak ada komentar: